Rumah Adat Kampung Cikondang
bisa kita lihat diatas ini bisa dibilang adalah dapur masyarakat Cikondang , dapur yang sederhana , masih menggunakan tungku , arang dan api untuk memasak , perabotan memasak nya pun tidak banyak hanya sedikit, karena memang masyarakat Cikondang memiliki pantangan tidak boleh menggunakan perabotan yang modern.
bangunan rumah masyarakat Cikondang terbuat dari ijuk dan daun alang-alang. bagian atapnya terbuat dari babu yang di belah dua kemudian disusun dengan rapihh. bangunan ini juga memiliki jendela tanpa menggunakan kaca.
Tiang bangunan terbuat dari kayu sedangkan dinding (bilik) terbuat dari bambu, begitu pun alas lantai terbuat dari bambu yang disebut palupuh. Dulunya dinding rumah harus dibuat dari palupuh, namun karena faktor kesulitan akhirnya dibuat bilik, begitu juga bahan penguat tiang sekarang menggunakan paku, dulunya mengguna kan paseuk; seperti paku yang terbuat dari bambu atau kayu.
Bentuk dan arsitektur bangunan harus serba alami (nature). Semua bahan-bahan bangunan dari hutan keramat, tidak boleh dari luar. Jika harus memakai barang-barang dari luar, maka harus terlebih dahulu meminta permohonan atau izin kepada leluhurnya.
Adapun tata ruang Bumi Adat sebagai berikut: jumlah ruangan ada tiga, yaitu kamar penyimpanan beras (goah); masyarakat di sana biasanya menyebutnya pangcalikan, kamar mandi kuncen, dan kamar tamu. Kamar tamu biasa digunakan sebagai tempat penyelenggaraan upacara. Di tempat itu pula terdapat dapur yang hanya terdiri atas perapian (hawu) dan parako.
Peralatan rumah tangga pun harus tradisional, seperti entik; gelas dari tempurung kelapa, aseupan; untuk mengukus nasi, bobo ko; tempat menyimpan nasi, dan langseng; tempat menanak nasi, begitu pun perabotan lainnya terbuat dari bahan seng yaitu cangkir, piring, sendok, dan rantang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar